Senin, 02 Maret 2015

Layak sakura telat bermekar
Kadang diri bosan menunggu
Entah apa yang siap dibakar
Tujuan diri ambigu

Hari demi hari lainnya lepas
Merasa diri iri
Sedang orang dilampias
Hingga egois hati

Lanjut bahan pembakar
Mencoba namun tak pasti
Sama lagi diri mengincar
Orang pantas disalahkan lagi

Oh akhir waktu menjawab
Semua bahan itu terbakar
Diri seorang belajar menjawab
Arti keangkuhan tak berakar

Namun apakah aku telat bermekar?
Apakah berguna?

Tidak ada waktu terhenti untuk pejuang
Tidak ada bahan yang tak guna fungsinya
Semua punya cara sendiri unjuk gigi
Apalagi bermekar disaat mereka telah selesai berjuang

Jika suatu hari terlihat sakura terakhir bermekar diantara lainnya
Percayalah dia adalah yang terindah
Terbaik karena telah mempersiapkan dirinya dengan gagah
Bahwa orang melihatnya sebagai penutup dari akhir juangnya

LUPA

Kau tahu kembali?
Jika kertas telah terbakar apakah dia "ada"
Atau sembunyi dalam wujud kini?
Atau berganti nama karena wujud berubah?

Seperti perasaanku kini
Semua mengingatku tapi sekarang?
Semua memandangku tapi sekarang?
Dulu kemana datang kemana tinggal

Dulu matahari dinanti setiap umat
Menyinari bumi memberi hangat
Di momen mereka ada senyuman
Didampingi orang berharga atau perhatian

Aku hanya melihat matahari
Tanpa sosok yang kukasihi atau dikasihi
Memang sakit namun lama terbiasa
Saking panjang hingga aku lupa

Sekarang, ya sekarang mereka ada
Kembali senyum memandang aku
Memberi perhatian, mengasihi dan merangkul dada
Namun aku lupa hingga tertutup masa lalu

Lupa bahagia
Lupa tersenyum
Lupa tertawa
Lupa bersyukur

Semua keadaan sekarang membuatku biasa
Lupa menutup segalanya
Namun hati tidak lupa
Hati dan pikiran tidak sama

Sekarang ataupun lalu memanglah beda
Tergantung kita respons yang mana
Baik maupun buruk selalu ada
Tergantung kita mengandalkan emosi jiwa

Aku tidak ingin menjadi kertas terbakar
Hanya menjadi sampah tidak berguna
Aku ingin menjadi lilin penerang
Agar bisa berguna hingga saatnya dia tidak ada